Desa Wotgalih

Sebagai Desa yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, Maka Desa Wotgalih mempunyai sejarah bencana yang sangat panjang.  Terhitung semenjak 20 tahun terakhir, maka setidaknya ada beberapa bencana yang pernah dialami oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung, Diantaranya tsunami pada Tahun 1994 yang merupakan imbas dari kejadian tsunami yang terjadi di kabupaten Banyuwangi, Walaupun tidak terjadi korban jiwa namun masyarakat sempat panik dan beberapa perahu nelayan rusak. Gelombang Pasang adalah bencana pada tahun 2011,  sekitar 12 korban perahu terbalik karena gelombang pasang dan 11 diantaranya meninggal dunia. Sementara di tahun 2015  perahu terbalik juga yang mengakibatkan 3 dari 4 orang meninggal dunia berasal dari wilayah jember yang kebetulan melintas di selatan wilayah pantai Wotgalih.

 Konflik sosial adalah salah satu ancaman bencana selanjutnya. Sebagai wilayah yang mayoritas penduduknya suku Madura, maka konflik sosial menjadi salah satu ancaman tersendiri bagi masyarakat Wotgalih. Pada kisaran Tahun 2010-2011 masyarakat dirundung masalah konflik baik secara vertikal maupun horizontal karena masalah penambangan pasir besi di wilayah pesisir pantai Desa . Selanjutnya bencana angin putting beliung  di tahun 2009 yang memporak porandakan beberapa rumah warga dan merobohkan tanaman perkebunan petani. Bencana kekeringan juga pernah di alami masyarakat Desa Wotgalih, walaupun hanya sebagian kecil masyarakat yang terdampak. Selanjutnya banjir yang terjadi hampir setiap tahun yang berdampak rusaknya tanaman masyarakat petani khususnya, yang berada di wilayah sepanjang bantaran sungai Gedang Klutuk serta abrasi yang terjadi di pinggiran sungai Bondoyudo Desa Wotgalih.